Alasan AI Dapat gantikan Sumber Daya Manusia

65 / 100 Skor SEO

Semakin berkembangnya teknologi, robot atau AI mulai diterapkan oleh beberapa industri sebagai otomatisasi dalam mengefisiensikan pekerjaan dan juga mengurangi biaya produksi. AI (artificial intelligence) menjadi ketakutan tersendiri di masa depan. Bagaimana tidak, AI dapat menggeser beberapa pekerjaan terutama jenis pekerjaan yang repetitif dan tidak memerlukan penalaran kognitif di masa depan.

AI gantikan peran manusia

Otomatisasi pekerjaan sebenarnya sudah diterapkan pada awal tahun 2000-an, di mana sebuah program atau mesin mampu membantu manusia dalam mempermudah pekerjaan. Misalnya,  mesin produksi manufaktur untuk mempermudah para pekerja pabrik, mesin absensi menggunakan nomor induk karyawan, atau program dalam pengarsipan. Namun di masa depan, otomatisasi pekerjaan akan benar-benar menggantikan posisi manusia dalam melakukan pekerjaan.

Hadirnya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan saat ini tengah menjadi sorotan karena dianggap dapat menggantikan peran sumber daya manusia di masa depan.

Alhasil, ada kemungkinan akan timbul pengurangan tenaga kerja sebagai dampak dari otomatisasi di dunia industri. Mengapa hal ini dapat mempengaruhi SDM? Ketahui selengkapnya di bawah ini!

MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Kemunculan AI dianggap memberikan dampak langsung pada produktivitas proses bisnis. Kehadiran AI secara luas menawarkan percepatan inovasi bisnis, peningkatan produktivitas, dan menjawab tantangan yang ada saat ini.

Saat ini telah banyak negara maju yang mempercayakan proses pekerjaan industrinya pada robot. Misalnya Amerika, Jepang dan Korea yang mempekerjakan robot untuk melakukan tugas-tugas berat.

Robot dipekerjakan dengan siklus berulang dan membutuhkan waktu yang singkat bila dibandingkan dengan mempekerjakan manusia. Robot juga tidak akan merasa sakit, lelah, atau malas ketika harus terus bekerja semala 24 jam.

MENGHADIRKAN MANFAAT EKONOMI

AI saat ini menghadirkan manfaat ekonomi dan menghasilkan transformasi yang pesat di berbagai belahan dunia.

Misalnya perusahaan pengiriman kontainer global OOCL yang menyebut bahwa penerapan AI pada perusahaan mereka telah menghemat USD 10 juta per tahunnya.

Tentunya hal ini merupakan revolusi industri karena banyak sekali otomatisasi yang terjadi di dunia industri.

Misalnya Bank BCA, Bank Mandiri dan BRI yang juga telah mengimplimentasi teknologi AI untuk memaksimalkan pelayanan pelanggan dengan chat bot virtual partner sehingga cost yang dibutuhkan berkurang.

MENGGANTIKAN LAPANGAN PEKERJAAN

AI merupakan teknologi yang dapat menggantikan sesuatu dan dapat mengambil alih tugas-tugas karyawan sehingga akan berdampak juga dengan reduksi jumlah tenaga kerja.

Evolusi tenaga kerja berbasis AI merupakan sebuah tantangan yang besar. Misalnya bila dulu perusahaan memiliki sekumpulan karyawan yang bertugas untuk mengetik, namun berkat teknologi komputasi personal, peran ini sudah tidak relevan lagi.

Hal ini tentu menimbukan kekhawatiran dan bisa menimbulkan gangguan sosial. Dampak AI akan berujung pada banyak aspek seperti perubahan cara berpikir, cara kerja, cara berkomunikasi, cara hidup, dan revolusi digital lainnya.

Kita juga sulit memprediksi perkembangan apa lagi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dampak invasi masif produk kecerdasan buatan pun dapat mengancam lapangan kerja.

Namun, tenaga kerja tetap perlu mempelajari keterampilan baru untuk menambah kemampuan yang sudah dimiliki. Ini adalah tanggung jawab bersama bagi perusahaan dan publik untuk meminimalisir dampak negatif dari AI.

Check Also

Komunitas Andaman Resmi Dibentuk, Ketua dan Pengurus Baru Dilantik

67 / 100 Didukung oleh Rank Math SEO Skor SEO Lp2stm.or.id – Banda Aceh | Para …